Desain & Standarisasi Produk Inovasi, Kunci Keberhasilan Technopreneur

Pada tanggal 20-22 Januari 2015 saya berkesempatan belajar tentang desain & standarisasi produk inovasi yang diadakan oleh INOTEK di Hotel Swiss-Bell Malang. Pematerinya sangat luar biasa yaitu Prof. Bambang Setiadi (Mantan Ketua Badan Standarisasi Nasional) serta Ibu Chatarina B. Nawangpalupi (Global Entrepreneurship Monitor).

Satu kalimat penutup yang sangat bagus oleh Pak Bambang yaitu “Technopreneur itu bukan Pekerjaan, Tetapi Sikap”. Karena siapapun ada potensi dan sangat bisa untuk menjadi technopreneur, entah apapun pekerjaannya. Technopreneur itu bukan sekedar teori, tapi aksi. Jadi tidak perlu mempelajari dengan panjang lebar, namun tidak ada wujud nyatanya. Kenapa produk inovasi harus sesuai standar? Ada banyak sekali materinya, namun pada intinya agar produk yang kita kembangkan benar-benar berkualitas, bisa digunakan dan dapat berkompetisi dengan produk yang lain. Berkualitas karena pengujian produk dilakukan berdasarkan standar SNI kalau di Indonesia, sehingga dengan metode yang tepat, hasilnya pasti terstandar.

Pada sesi berikutnya ketika berbicara tentang desain produk, saya sebenarnya belum menangkap 100% karena memang materi ini juga sangat banyak dan dipelajari minimal 1 semester kalau di kuliah, tapi kemarin hanya dalam 1 hari. Pada intinya bahwa desain produk itu harus “Sesuai dengan kebutuhan pengguna”. Validasi antara Pains (kesakitan, masalah yang dialami pengguna) dan Gains (solusi, keuntungan yang ditawarkan oleh inovator) harus cocok, sehingga perlu identifikasi dan survei yang benar-benar matang. Makanya muncul istilah “No Pain, No Gain”. Desain itu simpel, tidak perlu desain yang mewah, kalau sasarannya adalah masyarakat menengah ke bawah.

Selain dengan 2 pemateri tersebut, saya lebih banyak belajar dari inovator yang lain karena pengalamannya yang lebih banyak serta usahanya yang lebih berkembang. Momen spesial dalam 3 hari tersebut menjadi tempat saya belajar banyak hal tentang dunia technopreneur dan tentang kehidupan. 🙂 Apalagi dengan mas Adhita Sri P (Koperasi Mina) yang menjadi teman sekamar dengan success story yang luar biasa dan mas Mahfut (Panitia/ INOTEK) yang bercerita tentang kehidupan karena baru saja menikah.

Selesai kegiatan workshop saya memiliki Pekerjaan Rumah/ Kantor (PR/ PK) yang cukup banyak.

Di sela-sela kegiatan tersebut, Alhamdulillah bisa bertemu dengan sedulur Jogja (Ismail) dan teman-teman seperjuangan di i-Step 2012 yang menjadi pemandu wisata. 🙂 Hari berikutnya yaitu hari Jumat (23/01) kami melakukan wisata inovatif dengan mengunjungi/ silaturahmi sekaligus mencuri ilmu dari rekan-rekan inovator lain di Malang. Ditemani Mukhlas & Azhar (KIM) sebelum akhirnya menemani Rizky (partner/ teman seperjuangan) menjadi pembicara di UB dan melanjutkan perjalanan menuju Surabaya karena penerbangan dari Bandara Juanda.

Terimakasih INOTEK, terimakasih share ilmunya untuk teman-teman inovator lain: Koperasi Perikanan Desa Mina Wonosari (X-Factory), PT. Falle Technology, CV. Inovasi Anak Bangsa (Sulis), Yayasan Tirta Indonesia Mandiri (TCM), Bumi Braja (Boiler), Evindo, dll. Terimakasih juga mas Ichwan (ITS) atas tumpangan kendaraannya, mas Mahfut untuk tumpangan nginep dan Arif yang telah mengantar ke Bandara.

]]>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *