Pada awalnya banyak masyarakat yang meragukan kegiatan usaha yang kami mulai, mulai dari hasil produk inovasi yang dinilai kualitasnya belum baik dan ketidakpercayaan terhadap produk hasil anak muda Indonesia, dimana produk tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama (tidak awet). Selain itu penerimaan masyarakat juga kurang, banyak yang beranggapan bahwa teknologi ketika masuk ke dunia budaya dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan budaya itu sendiri. Namun dengan berjalannya waktu kami mampu membuktikan kepada masyarakat melalui edukasi, eksistensi dan hasil perjuangan kami, sehingga Astoetik pada akhirnya mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa digitalisasi dan IT menjadi salah satu strategi yang kami gunakan dalam proses perjuangan tersebut sampai saat ini, kami menyebutnya “Online Campaign”. Media online dengan jumlah pengguna internet sangat tinggi, memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan produk Astoetik. Hal ini dikarenakan langkah ini adalah yang paling mungkin dilakukan pada awal merintis usaha dengan modal yang terbatas, sehingga promosi tentang batik, kompor Astoetik, batik ramah lingkungan (clean batik), dll dilakukan dengan media online seperti: website/ blog, aplikasi mobile, e-magazine, Youtube, Instagram, Facebook, SEO, dll.
Kami awalnya tidak percaya bahwa bisa terjadi transaksi dalam jumlah puluhan bahkan ratusan juta melalui internet tanpa bertatap muka secara langsung dan belum pernah kenal atau bertemu sebelumnya. Tetapi ternyata hal ini terjadi, dan banyak tamu yang berkunjung ke workshop berawal dari melihat seluruh informasi Astoetik yang ada di media online. Hal ini menyebabkan penggunaan IT lebih ditingkatkan pada seluruh proses bisnis diantaranya publikasi produk Astoetik pada web (astoetik.co.id) dan aplikasi mobile Astoetik di Google Play, manajemen pelaporan keuangan & efektivitas karyawan, transaksi online, pemasaran melalui marketplace popular dan social media yang tepat, email marketing, dan lain sebagainya. Selain itu database laporan jual dan beli dan yang terbaru akan menggunakan fasilitas Big Data untuk mengetahui sasaran konsumen yang tepat.
Banyak undangan pameran dan liputan oleh televisi (TV) lokal dan nasional beberapa kali untuk program inovasi teknologi, kewirausahaan, dan lainnya yang informasi awalnya berasal dari media online Astoetik. Antara lain program: Jogja dalam Berita (TVRI Jogja), Amazing Batik (Jogja TV), Laptop Si Unyil (Trans 7), Bumiku Satu (DAAI TV), Program Net10 (Net TV), Karya Mahasiswa UNY (Jogja TV), dan lainnya.
Digitalisasi terus mendorong kesinambungan dari bidang usaha ini karena potensinya ang besar yaitu khasanah budaya yang tidak pernah lekang oleh waktu. Kebijakan pemerintah pun sangat peduli untuk melestarikan batik setelah pengakuan UNESCO dan memasukkan sebagai muatan lokal wajib di sekolah-sekolah dengan adanya kolaborasi teknologi di dalamnya. Muatan lokal membatik saat ini menjadi salah satu kegiatan wajib hampir di seluruh instansi pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, pada akhir bulan September 2015 pemerintah DIY mengeluarkan kebijakan bahwa lulusan SD wajib bisa membatik. Hadirnya alat batik listrik Astoetik dengan teknologi hemat energi diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri, khususnya batik.
